Menjaga kesehatan gigi anak harus dilakukan secara menyeluruh termasuk mulut dan gusi. Cara yang paling efektif adalah mengenalkan dan menanamkan kebiasakan membersihkan gigi dan mulut sejak bayi. Selain menjaga kebersihan gigi, tak kalah penting adalah mengenal ragam masalah gigi dan mulut yang kerap terjadi. Dengan mengetahui gejalanya, orangtua bisa melakukan upaya penanggulangan segera. Tentu saja pencegahan jauh lebih penting dan ini berarti pola makan anak pun harus diperhatikan.
Untuk itu, edisi spesial “Kiat Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak” hadir sebagai panduan bagi orangtua dalam merawat kesehatan si buah hati, khususnya seputar mulut. Ingat, masalah pada gigi tidak bisa dianggap enteng. Bahkan sampai muncul pameo, lebih baik sakit hati daripada sakit gigi.
Kapan gigi pertama tumbuh?
Sampai usia 2 tahun anak punya 20 gigi susu. Pertumbuhan gigi bayi sudah dimulai sejak dalam kandungan, tepatnya sejak janin berusia 4 minggu sampai bayi lahir. Pertumbuhan ini masih berlangsung di dalam rahang dan tak terlihat dari luar.
Proses munculnya gigi ke permukaan menembus gusi tidak bisa diukur lamanya. Sampai di mana posisinya pun hanya bisa dilihat dengan foto rontgen. Namun biasanya, gigi pertama muncul sejak usia sekitar 6 bulan sampai 12 bulan. Mula-mula yang tumbuh adalah mahkota gigi yang berwarna putih dengan lapisan luar emailnya, lalu berikutnya ada dentin, dan be rikutnya lagi adalah pulpa yang menjadi tempat saraf dan pembuluh darah. Paling akhir yaitu akar gigi.
Satu satu yang memengaruhi waktu kemunculan gigi adalah asupan kalsium selagi ibu hamil. Namun, tidak berarti ibu yang lebih banyak mengonsumsi kalsium akan melahirkan bayi dengan pertumbuhan gigi yang lebih cepat. Bagaimanapun juga, daya serap kalsium setiap janin berbeda-beda. Selain itu, asupan kalsium pun dibutuhkan oleh pembentukan dan pertumbuhan tulang.
Kapan gigi tetap muncul?
Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh karenanya, paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap penggantinya sudah teraba atau terlihat. Gigi susu harus dipertahankan karena merupakan penuntun erupsi bagi gigi tetap. Jika gigi susu copot sebelum waktunya gigi tetap keluar, maka gigi geligi “tetangganya” akan bergeser mengisi sebagian kavling yang kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada tempatnya alias berantakan.
Konsultan ahli: drg. Eva Fauziah, Sp.KGA pengajar Fakultas Kedokteran Gigi UI
Sumber : Kiat Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak – Marfuah Panji Astuti dengan perubahan seperlunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar