foto: google.com |
Dari "kok bayiku belum tumbuh gigi?" hingga "apakah dot memang dapat mengakibatkan gigi bayi tonggos?" dijawab oleh drg. Eva Fauziah Sp.KGA., dari Fakultas Kedokteran Gigi Anak, Universitas Indonesia.
1. Mengapa gigi bayiku yang berusia 9 bulan belum tumbuh, sementara bayi lain sejak usia 6 bulan sudah tumbuh?
Erupsi (pertumbuhan gigi) pertama pada bayi umumnya terjadi pada usia 6-8 bulan. Namun masih belum dikatakan terlambat bila di atas usia tersebut (dalam hal ini 9 bulan) bayi belum mengalami erupsi. Erupsi gigi pertama bisa ditoleransi hingga usia 12 bulan. Barulah jika sampai lebih dari usia itu belum terjadi erupsi, maka perlu dicari tahu penyebabnya. Keterlambatan bisa dikarenakan kelainan atau ketidaksempurnaan pertum-buhan gigi.
2. Mengapa ketika tumbuh giginya, bayi kerap rewel. Bahkan ada yang sampai demam?
Erupsi gigi bisa menimbulkan gejala demam yang tak terlalu tinggi atau sumeng selama 1-2 hari. Mengapa? Karena gigi akan menembus lapisan gusi yang keras, untuk itu diperlukan energi yang kuat. Nah, sebagai reaksinya, terjadilah demam. Erupsi gigi juga kerap membuat bayi mengeces dan gusinya gatal. Lantaran itu pulalah bayi jadi kerap menggigit-gigit sesuatu. Untuk membantu mengurangi rasa gatal tersebut, coba berikan teether. Mainan ini umumnya bisa sekaligus bermanfaat untuk merangsang erupsi gigi bayi.
3. Benarkah asupan kalsium semasa hamil akan memengaruhi cepat-lambatnya erupsi gigi susu?
Benar. Salah satu faktor yang memengaruhi waktu kemunculan gigi adalah asupan kalsium selagi ibu hamil. Namun, tidak berarti ibu yang lebih banyak mengonsumsi kalsium akan melahirkan bayi dengan pertumbuhan gigi yang lebih cepat. Bagaimanapun juga, daya serap kalsium setiap janin berbeda-beda. Selain itu, asupan kalsium pun dibutuhkan oleh pembentukan dan pertumbuhan tulang.
4. Jika sejak lahir si kecil sudah punya gigi susu, haruskah dicabut?
Erupsi gigi susu yang terjadi lebih dini dianggap sebagai kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi. Contohnya, bayi yang pada saat lahir sudah memiliki gigi. Gigi yang dikenal dengan gigi natal ini tempat tumbuhnya tidak tentu; bisa di bagian depan atas atau bagian bawah, meski jarang di bagian belakang. Banyaknya gigi umumnya satu buah. Ada juga erupsi gigi dini yang terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran. Pada kasus kedua yang disebut sebagai gigi neonatal ini belum tentu bayi mengalami gejala sakit tumbuh gigi. Penanganan dilakukan dengan melihat apakah gigi erupsi dini mengganggu atau tidak. Jika tidak, maka akan dibiarkan.
5. Apa yang harus dilakukan orangtua bila sampai usia satu tahun, si kecil belum mengalami erupsi gigi?
Bawalah ia ke dokter gigi untuk memastikan kondisinya. Pemeriksaan foto rontgen bisa memberi kepastian masalah ini. Dokter umumnya akan melakukan tin-dakan pemeriksaan klinis mulut anak; apakah pada gusi terlihat penonjolan-penonjolan yang merupakan tanda akan tumbuhnya gigi. Bila ada, akan ditunggu sampai beberapa minggu. Selama proses tersebut sebaiknya dilakukan kontrol secara periodik, satu bulan, tiga bulan, dan enam bulan. Bila hasil foto rontgen menunjukkan tidak terdapat benih gigi susu (agenesis gigi susu), maka sampai usia berapa pun tak akan terjadi erupsi. Namun, mungkin saja gigi tetap akan tumbuh tanpa sebelumnya didahului gigi susu. Kalau benih gigi tetap pun tidak ada, maka harus dibuatkan gigi tetap tiruan. Penyebab terjadinya kelainan pertumbuhan ini biasanya adalah faktor genetik bukan akibat kekurangan zat gizi tertentu.
6. Perlu tidak membersihkan lidah dan gusi bayi setiap usai menyusu?
Bayi usia 0-6 bulan umumnya belum memiliki gigi susu. Namun begitu, kegiatan membersihkan lidah dan gusinya harus dilakukan begitu selesai menyusu dan sebelum tidur malam. Sisa-sisa susu yang mengumpul di lidah, bila tidak dibersihkan, akan menjadi tempat berkembang biak bakteri dan jamur.
7. Bagaimana cara membersihkan gigi bayi?
Bila gigi susu bayi sudah muncul, gunakan kasa basah atau sikat gigi mungil. Posisikan bayi duduk di pangkuan. Tidak perlu mengguna-kan pasta gigi. Pasta digunakan bilamana anak sudah dapat meludah. Ukuran pasta sebaiknya tidak lebih dari sebiji jagung.
Bersihkan gigi dengan arah vertikal maupun horisontal. Yang penting seluruh permukaan gigi, baik bagian luar maupun dalam (yang menghadap ke lidah), dan sela-selanya ikut dibersihkan. Sebaiknya menggosok gigi 2 kali sehari, setelah minum susu/makan di pagi hari dan sebelum tidur malam.
8. Apakah penggunaan dot ortodontik semasa bayi dapat membantu pembentukan gigi anak kelak?
Dot ortodontik sebetulnya hanya alat bantu bagi bayi untuk menuju perkembangan rahang dan gigi yang baik. Istilah ortodontik sendiri berarti meratakan gigi. Namun, seberapa jauh pengaruh dot ortodontik itu bagi pertumbuhan dan perkembangan gigi bayi, sebenarnya tak terlalu signifikan. Tempat gigi adalah di rahang dan berhubungan dengan lengkung gigi. Jika lengkung rahangnya sempit dan giginya besar-besar, pasti giginya berantakan dan berjejal. Perlu diingat pula, perkembangan rahang dan gigi tak lepas dari faktor genetik.
9. Apakah penggunaan dot yang terlalu lama dapat menyebabkan masalah pada gigi anak, tonggos misalnya?
Jika dipakai dalam masa yang tidak terlampau lama, dot memang tak akan menimbulkan masalah pada bentuk rahang anak. Lain hal jika kebiasaan itu berlangsung terus hingga usianya menjelang 2 tahun. Penggunaan dot yang berlebihan bisa mengubah bentuk rahang dan posisi gigi. Sebab, selama mengisap dot/empeng, rahang atas anak cenderung maju ke depan, se-dangkan rahang bawahnya cen-derung masuk. Sebagai dampaknya, gigi pun jadi tonggos. Keadaan ini juga akan diperparah bila posisi tumbuh gigi cenderung miring ke depan. Dengan demikian, akibat mengedot ini dapat terjadi pula perubahan posisi gigi susu yang akan diikuti dengan gigi tetapnya.
10. Mengapa ada gigi bayi yang berwarna keabu-abuan atau tidak putih bersih ketika tumbuh?
Gigi sulung/gigi susu bayi umumnya bewarna lebih putih dibanding dengan gigi tetapnya nanti. Apabila warna gigi sulung tidak putih bersih hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh sistemik saat pertumbuhan dan perkembangan gigi susu bayi sejak dalam kandungan. Kemungkinan lain, ibu harus mengonsumsi obat-obatan antibiotik seperti tetrasiklin selama hamil. Zat yang terdapat di dalam obat tersebut dapat mengikat bagian dentin (jaringan di bawah email; email adalah jaringan keras yang terletak pada bagian terluar gigi) sehingga memberikan efek warna tidak putih/keabu-abuan.
sumber : http://www.tabloid-nakita.com
3. Benarkah asupan kalsium semasa hamil akan memengaruhi cepat-lambatnya erupsi gigi susu?
Benar. Salah satu faktor yang memengaruhi waktu kemunculan gigi adalah asupan kalsium selagi ibu hamil. Namun, tidak berarti ibu yang lebih banyak mengonsumsi kalsium akan melahirkan bayi dengan pertumbuhan gigi yang lebih cepat. Bagaimanapun juga, daya serap kalsium setiap janin berbeda-beda. Selain itu, asupan kalsium pun dibutuhkan oleh pembentukan dan pertumbuhan tulang.
4. Jika sejak lahir si kecil sudah punya gigi susu, haruskah dicabut?
Erupsi gigi susu yang terjadi lebih dini dianggap sebagai kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi. Contohnya, bayi yang pada saat lahir sudah memiliki gigi. Gigi yang dikenal dengan gigi natal ini tempat tumbuhnya tidak tentu; bisa di bagian depan atas atau bagian bawah, meski jarang di bagian belakang. Banyaknya gigi umumnya satu buah. Ada juga erupsi gigi dini yang terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran. Pada kasus kedua yang disebut sebagai gigi neonatal ini belum tentu bayi mengalami gejala sakit tumbuh gigi. Penanganan dilakukan dengan melihat apakah gigi erupsi dini mengganggu atau tidak. Jika tidak, maka akan dibiarkan.
5. Apa yang harus dilakukan orangtua bila sampai usia satu tahun, si kecil belum mengalami erupsi gigi?
Bawalah ia ke dokter gigi untuk memastikan kondisinya. Pemeriksaan foto rontgen bisa memberi kepastian masalah ini. Dokter umumnya akan melakukan tin-dakan pemeriksaan klinis mulut anak; apakah pada gusi terlihat penonjolan-penonjolan yang merupakan tanda akan tumbuhnya gigi. Bila ada, akan ditunggu sampai beberapa minggu. Selama proses tersebut sebaiknya dilakukan kontrol secara periodik, satu bulan, tiga bulan, dan enam bulan. Bila hasil foto rontgen menunjukkan tidak terdapat benih gigi susu (agenesis gigi susu), maka sampai usia berapa pun tak akan terjadi erupsi. Namun, mungkin saja gigi tetap akan tumbuh tanpa sebelumnya didahului gigi susu. Kalau benih gigi tetap pun tidak ada, maka harus dibuatkan gigi tetap tiruan. Penyebab terjadinya kelainan pertumbuhan ini biasanya adalah faktor genetik bukan akibat kekurangan zat gizi tertentu.
6. Perlu tidak membersihkan lidah dan gusi bayi setiap usai menyusu?
Bayi usia 0-6 bulan umumnya belum memiliki gigi susu. Namun begitu, kegiatan membersihkan lidah dan gusinya harus dilakukan begitu selesai menyusu dan sebelum tidur malam. Sisa-sisa susu yang mengumpul di lidah, bila tidak dibersihkan, akan menjadi tempat berkembang biak bakteri dan jamur.
7. Bagaimana cara membersihkan gigi bayi?
Bila gigi susu bayi sudah muncul, gunakan kasa basah atau sikat gigi mungil. Posisikan bayi duduk di pangkuan. Tidak perlu mengguna-kan pasta gigi. Pasta digunakan bilamana anak sudah dapat meludah. Ukuran pasta sebaiknya tidak lebih dari sebiji jagung.
Bersihkan gigi dengan arah vertikal maupun horisontal. Yang penting seluruh permukaan gigi, baik bagian luar maupun dalam (yang menghadap ke lidah), dan sela-selanya ikut dibersihkan. Sebaiknya menggosok gigi 2 kali sehari, setelah minum susu/makan di pagi hari dan sebelum tidur malam.
8. Apakah penggunaan dot ortodontik semasa bayi dapat membantu pembentukan gigi anak kelak?
Dot ortodontik sebetulnya hanya alat bantu bagi bayi untuk menuju perkembangan rahang dan gigi yang baik. Istilah ortodontik sendiri berarti meratakan gigi. Namun, seberapa jauh pengaruh dot ortodontik itu bagi pertumbuhan dan perkembangan gigi bayi, sebenarnya tak terlalu signifikan. Tempat gigi adalah di rahang dan berhubungan dengan lengkung gigi. Jika lengkung rahangnya sempit dan giginya besar-besar, pasti giginya berantakan dan berjejal. Perlu diingat pula, perkembangan rahang dan gigi tak lepas dari faktor genetik.
9. Apakah penggunaan dot yang terlalu lama dapat menyebabkan masalah pada gigi anak, tonggos misalnya?
Jika dipakai dalam masa yang tidak terlampau lama, dot memang tak akan menimbulkan masalah pada bentuk rahang anak. Lain hal jika kebiasaan itu berlangsung terus hingga usianya menjelang 2 tahun. Penggunaan dot yang berlebihan bisa mengubah bentuk rahang dan posisi gigi. Sebab, selama mengisap dot/empeng, rahang atas anak cenderung maju ke depan, se-dangkan rahang bawahnya cen-derung masuk. Sebagai dampaknya, gigi pun jadi tonggos. Keadaan ini juga akan diperparah bila posisi tumbuh gigi cenderung miring ke depan. Dengan demikian, akibat mengedot ini dapat terjadi pula perubahan posisi gigi susu yang akan diikuti dengan gigi tetapnya.
10. Mengapa ada gigi bayi yang berwarna keabu-abuan atau tidak putih bersih ketika tumbuh?
Gigi sulung/gigi susu bayi umumnya bewarna lebih putih dibanding dengan gigi tetapnya nanti. Apabila warna gigi sulung tidak putih bersih hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh sistemik saat pertumbuhan dan perkembangan gigi susu bayi sejak dalam kandungan. Kemungkinan lain, ibu harus mengonsumsi obat-obatan antibiotik seperti tetrasiklin selama hamil. Zat yang terdapat di dalam obat tersebut dapat mengikat bagian dentin (jaringan di bawah email; email adalah jaringan keras yang terletak pada bagian terluar gigi) sehingga memberikan efek warna tidak putih/keabu-abuan.
sumber : http://www.tabloid-nakita.com
Dok, bayi sy usia 9bulan. Di gusi bagian taring atas sebelah kanan ada terdapat benjolan berwarna putih. Sy raba terasa keras. Di gusi bagian lain jg ada benjol2 putih gitu, seperti cikal bakal gigi, namun ditaring atas yg sy sebutkan td lebih menonjol. Itu apa y dok? Apa bener itu giginya mau tumbuh? Tp kok taring duluan? Trims dok
BalasHapus